Pada tanggal 14 Agustus 2024, WHO Kembali menetapkan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern. Hal itu disebabkan karena terjadi peningkatan kasus Mpox pada Juni-Juli 2024 di wilayah Afrika, terutama di Republik Demokratik Kongo dan diikuti penemuan kasus di beberapa negara sekitar, serta munculnya varian atau clade baru (lb) virus Mpox. Di Indonesia sendiri saat ini telah dilaporkan sebanyak 88 kasus konfirmasi dari tahun 2022-2024, seperti dilansir dari laman infeksiemergining.kemkes.go.id, Jumat (13/9/2024).
Seperti yang kita ketahui, Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet atau Monkeypox, adalah penyakit zoonosis yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia.disebabkan oleh virus.
Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus dan penyebaran, ditemukan bahwa Mpox juga dapat menular antar manusia, melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, serta melalui kontak dengan benda atau permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus.
Pada umumnya, gejala Mpox bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendiri dalam beberapa minggu. Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok rentan (anak-anak, ibu hamil dan penderita gangguan system imun.
Berikut jenis komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita Mpox:
- Infeksi kulit sekunder: luka akibat Mpox dapat menjadi terinfeksi oleh bakteri, menyebabkan infeksi kulit sekunder.
- Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas dan batuk yang parah.
- Gangguan Kesadaran: beberapa pasien mungkin mengalami penurunan kesadaran atau perubahan mental akibat dari infeksi yang menyebar.
- Masalah mata: Infeksi mata yang bisa mengakibatkan konjungtivitas atau bahkan keratitis yang dapat mempengaruhi pengelihatan.
Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, salah satu gejala khas dari Mpox adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa lokasi tubuh, diantaranya bagian leher, ketiak maupun selangkangan. Pembengkakan ini merupakan salah satu indikator penting dalam mendiagnosa infeksi dan bisa memberikan informasi berharga tentang tahap serta tingkat keparahan penyakit tersebut.
Gejala awal Mpox biasnaya muncul dalam waktu 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus mencakup, demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit yang berkembang bertahap. Ruam atau lesi pada kulit dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam, kemudian berkembang menjadi bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi yang muncul tubuh tiap penderita pun beragam, berkisar dari beberapa saja hingga hingga ribuan yang dapat ditemukan di mulut, alat kelamin dan mata.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau telah terpapar birus Mpox, segera datang ke pelayanan Kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat dalam membantu mengurangi risiko komplikasi dan penyebaran penyakit.