Kementerian Kesehatan Rilis Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022

Kementerian Kesehatan Rilis Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022

Bertepatan di Hari Gizi Nasional ke-63 pada 25 Januari 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Pada hasil survei tersebut, kita tidak hanya bisa mendapatkan data perkembangan angka stunting di indonesia setiap tahunnya, namun kita juga akan disuguhkan rincian angka stunting pada setiap provinsi yang ada di indonesia.

 

Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2021 hingga 2022, Indonesia mengalami penurunan angka stunting sebanyak 2,8%. Capaian tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu sekitar 2,7% setiap tahunnya. Sehingga dengan demikian upaya menurunkan stunting sebanyak 14% pada tahun 2024, diharapkan bisa tercapai sesuai dengan target RPJMN yang telah dicanangkan.

 

Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik stunting yang difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan anak usia 6-23 bulan. Adapun bentuk intervensi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

 

A. Remaja Putri

  1. Skrining Anemia
  2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri

 

B. Ibu Hamil

  1. Pemeriksaan kehamilan (ANC)
  2. Konsumsi Tablet tambah Darah (TTD) pada ibu hamil
  3. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

 

C. Balita

  1. Pemantauan pertumbuhan balita
  2. Pemberian ASI eksklusif
  3. Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta
  4. Tata laksana balita dengan masalah gizi (weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting)
  5. Peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi

 

D. Melakukan edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS)­

 

Bukan tanpa alasan, adanya intervensi yang dilakukan guna mencegah stunting tersebut, terbukti meningkatkan keberhasilan penurunan stunting di Indonesia, sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan stunting.

 

Dengan demikian, masyarakat Indonesia diharapkan juga terus berpartisipasi aktif dalam melakukan pencegahan stunting, dengan menerapkan perilaku bersih dan sehat, menjaga asupan gizi dengan memperkaya protein hewani, minum Tablet Tambah Darah dan rutin melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.