Dukung Transformasi Layanan Primer melalui Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular, Kanker Payudara, dan Kanker Leher Rahim di 4 Kementerian/Lembaga

Dukung Transformasi Layanan Primer melalui Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular, Kanker Payudara, dan Kanker Leher Rahim di 4 Kementerian/Lembaga

Unit Pelayanan Kesehatan bersama 4 Kementerian/Lembaga melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular, kanker payudara, dan kanker leher rahim melalui sister klinik pada periode tanggal 11-14 Oktober 2022. Kementerian/Lembaga yang terlihat yaitu Lemabga Administrasi Negara, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dalam pelaksanaannya melibatkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Suku Dinas Jakarta Selatan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dan Beberapa Puskesmas dalam Wilayah Kerja DKI Jakarta.

 

Pelaksaan ini bertujuan aparatur sipil negara sadar akan pentingnya melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular, kanker payudara, dan kanker leher rahim. Pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan satu langkah penanggulangankanker yang mengutamakan aspek promotif dan preventif. Hal ini juga mendukung Transformasi Kesehatan yang pertama yaitu transformasi layanan primer dengan peningkatan kualitas pelayanan di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP). Salah satu program utama penguatan upaya preventif dilayanan primer yaitu dengan perluasan skrining di layanan primer.

 

Deteksi dini kanker payudara dilakukan dengan teknik Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Total Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular sebanyak 377 orang, deteksi dini kanker leher rahim sebanyak 247 orang, dan deteksi dini kanker payudara sebanyak 380 orang. Pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode IVA dari 247 orang, terdeteksi positif IVA ada 5 orang dan  negatif IVA ada 242. Sedangkan SADANIS sebanyak 380 orang, dimana terdapat benjolan 16 orang dan tidak ada benjolan ada 364 orang.

 

Tindak lanjut bagi pasien positif IVA dan benjolan payudara dianjurkan untuk melaporkan ke fasilitas Kesehatan tingkat pertama sesuai dengan BPJS kepesertaan. Hal ini bertujuan untuk pemeriksaan Kesehatan lebih lanjut, seperti terapi krioterapi bagi pasien IVA positif dan pemeriksaan USG Mammography bagi pasien benjolan payudara. Bagi pasien normal hasil pemeriksaan, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala baik IVA maupun sadanis. Bagi Kementerian/Lembaga, salah satu upaya untuk mengaktifkan dan mempertahankan peran Klinik serta lintas sector terkait kesehatan apatur sipil negara didalam lingkungan kerja. Bagi Kementerian Kesehatan sebagai satu langkah cerdik dalam melakukan penanggulangan kanker payudara dan kanker leher rahim agar kanker payudara dan kanker leher rahim dapat dideteksi secara dini. Semakin cepat kanker terdeteksi maka pengobatan yang dibutuhkan menjadi lebih mudah dengan biaya rendah dan akan meningkatkan angka harapan hidup yang lebih tinggi.

 

Selain itu dalam proses pelaporan dan pencatatan kegiatan menggunakan aplikasi sehat Indonesia (ASIK). Hal ini salah satu langkah mendukung digitalisasi pencatatan dan pelaporan dalam satu data besar. Satu langkah besar dalam mendukung transformasi pelayanan Kesehatan ditingkat pertama, karena fasilitas pelayanan kesehatan merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan.

 

Penulis: Fahma

Editor: …