Klub PROLANIS UPK: Berteman dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus

Klub PROLANIS UPK: Berteman dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), pada hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 UPK melaksanakan Klub Prolanis perdana bagi pasien UPK yang terdiagnosis hipertensi dan diabetes mellitus serta kontrol secara rutin setiap bulan di Klinik Pratama UPK.

 

Prolanis atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis merupakan program dari BPJS Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup para penderita penyakit kronis dan merupakan kegiatan terintegrasi yang membutuhkan kerja sama solid antara BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan, dan pasien. Kegiatan ini sudah lama direncanakan akan diselenggarakan secara rutin di UPK, namun pelaksanaannya terhalang kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan angka kunjungan untuk kontrol pasien hipertensi dan diabetes mellitus yang menurun sejak pandemi, UPK memutuskan ini adalah saat yang tepat untuk menyelenggarakan Klub Prolanis sesuai dengan rencana sebelum masa pandemi. Kegiatan ini akan diselenggarakan sebulan sekali.

 

Untuk kegiatan perdana ini UPK baru mengikutsertakan pasien yang terjaring dari data rekam medis UPK sebagai pasien hipertensi dan diabetes mellitus. Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari pegawai dan pensiunan pegawai. Peserta Klub Prolanis mendapatkan pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu, kolesterol dan asam urat. Kemudian peserta dapat berkonsultasi dengan dokter dan langsung mendapatkan obat rutin bulanan. Selain itu peserta akan terjadwal pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap per 3 bulan dan dibuatkan grup whatsapp untuk mempermudah koordinasi dan silaturahmi antar peserta Klub Prolanis.

 

Penanggung jawab kegiatan, dr. Indah Pratiwi menjelaskan bahwa Klub Prolanis diselengarakan sebagai amanat BPJS Kesehatan bagi Klinik Pratama UPK Kemenkes. Selain itu dari data 10 penyakit terbanyak di UPK ternyata hipertensi dan diabetes mellitus memiliki peringkat 1 dan 2 dengan tingkat kepatuhan kontrol masih di bawah 50%. UPK berharap dengan adanya Klub Prolanis maka kondisi pasien dapat terpantau lebih baik dan petugas kesehatan dapat mengingatkan pasien agar rutin berobat dan memeriksakan diri karena meskipun hipertensi dan diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan upaya dan kedisiplinan bersama antara pasien dan petugas kesehatan. dr. Indah juga berharap Klub Prolanis UPK akan makin berkembang dan mendapatkan anggota lebih banyak dengan partisipasi yang lebih luas, agar pelayanan kesehatan lebih menyeluruh sehingga tingkat kesehatan pasien meningkat

 

.