Pada momen perayaan Hari Kanker Sedunia tahun 2023 saat ini, menyadarkan kita bahwa kanker masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di Indonesia. Kementerian Kesehatan menargetkan akses pelayanan kanker merata di seluruh Indonesia. Diharapkan pelayanan kanker di daerah terpencil, bisa sama dengan yang ada di perkotaan.
Saat ini diketahui bahwa kasus kanker baru di Indonesia berdasarkan data Globokan 2020 sebanyak 396.914 kasus baru dan didominasi oleh kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, kanker lever hingga kanker kolorektal. Melihat angka tersebut, maka kebutuhan rumah sakit yang menyediakan layanan kanker menjadi hal yang sangat dibutuhkan.
Dalam pelaksanaannya, Kementerian Kesehatan menjalin kerja sama dengan The University of Texas MD Anderson Cancer Center dan melakukan kunjungan ke RSUP Ngoerah serta RSUD Bali Mandara sebagai bentuk upaya melakukan percepatan terhadap target tersebut.
dr. R. Soeko Werdi Nindito, MARS selaku Direktur Utama RS Kanker Dharmais mengatakan bahwa kerjasama dan pendampingan yang dilakukan saat ini merupakan upaya yang dilakukan agar masyarakat di daerah terpencil dapat lebih cepat dan mudah untuk mendapatkan akses yang sama seperti masyarakat di kota besar. Nantinya, tidak hanya penanganan kanker yang dapat dilakukan, namun layanan jantung, stroke, ginjal, dan layanan ibu dan anak juga dapat dilakukan.
Pemerintah menyediakan alat pemeriksaan kanker, pemerataan penyebaran alat kesehatan di 514 kabupaten dan kota. Beasiswa juga disediakan untuk dokter umum dan dokter spesialis kanker. Namun upaya yang lebih efektif dalam menemukan kanker pada stadium yang lebih dini salah satunya dengan deteksi dini. Deteksi dini seperti SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis), SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) atau IVA test (Inspeksi Visual Asam Asetat) dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90%. (DJ)