Kelas Edukasi

Kelas Edukasi "Deteksi Risiko Kanker Payudara Sejak Dini dengan Mamografi" Tahun 2021

Judul: "Deteksi Risiko Kanker Payudara Sejak Dini dengan Mamografi"

 

Narasumber:

      1. dr. heru Purwanto, M.Epid, Sp.B(K)Onk

      2. Dr. dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad(K)

 

Moderator:

     1. Nurul Ayyumi, Amd.Rad

 

Peserta:

Kegiatan Kelas Edukasi ini diikuti oleh 93 peserta zoom dan ratusan peserta di kanal Youtube UPK termasuk didalamnya pegawai Kementerian Kesehatan, para tenaga Kesehatan dan masyarakat umum yang memanfaatkan pelayanan di Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.

 

Gambaran Umum:

 

        Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki-laki dengan frekuensi sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu, perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.

 

        Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah mengetahui faktorfaktor risiko kanker payudara, seperti yang telah disebutkan diatas, dan berusaha menghindarinya.

 

        Skrining untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok orang yang terdeteksi mempunyai kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif, dengan demikian akan menurunkan kemungkinan kekambuhan, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup. Beberapa Tindakan skrining adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), periksa payudara klinis (SADANIS), Mammografi Skrining.

 

        Pemeriksaan Mammografi skrining memegang peranan penting, terutama pada tumor-tumor yang sangat kecil atau non-papable. Sensitifitas bervariasi antara 70-80% dengan spesifisitas antara 80-90%. Mammografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi. Mammografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan follow up/control dalam pengobatan. Mammografi dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat, maka hasil terbaik mammografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun. Pemeriksaan Mammografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi, pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita saat di kompresi dan akan memberi hasil yang optimal.