Bertepatan dengan perayaan Hari Gizi Nasional ke-63 pada tanggal 25 Januari 2023 yang lalu, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa penurunan prevalensi stunting Indonesia berhasil turun menyentuh angka 21,6% setelah sebelumnya pada tahun 2021 berada pada angka 24,4%.
Capaian diatas merupakan hasil dari kerjasama yang baik antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat yang berjuang untuk meminimalisir potensi stunting pada generasi penerus Indonesia. Namun kenyataan bahwa stunting masih ada di sekitar kita membuat perjuangan untuk mencegah stunting masih harus terus dilakukan.
Cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah stunting adalah dengan mengetahui dan memahami gejala stunting yang muncul pada anak. Sehingga penanganan dapat segera dilakukan oleh petugas kesehatan.
Gejala Stunting pada Anak
Berikut ini adalah beberapa gejala stunting pada anak yang harus diwaspadai oleh para orangtua, diantaranya adalah:
1. Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda
2. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya
3. Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
4. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.
Upaya pencegahan untuk mengatasi stunting adalah hal yang utama. Para orangtua diharapkan bisa rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke fasilitas kesehatan terdekat, rutin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, serta memenuhi asupan gizi, seperti protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang janin. Remaja putri aktif minum tablet tambah darah 1 tablet seminngu sekali. Pemberian ASI ekslusif pada bayi selama 6 bulan. bayi di atas enam bulan diberikan konsumsi protein hewani dan tetap melanjutkan ASI. Jangan lupa datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita.